Setiap individu memiliki karakteristik yang
berbeda-beda,termasuk dalam bidang dan kadar dari bakat yang
dimilikinya.Menurut devinisi Semiawa(Ali & Asrori, 2005) menyimpulkan bahwa
bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.Dengan bakat, memungkinkan
seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.Tetapi, untuk
mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan,
pengalaman, dan motivasi.Berkaitan dengan hal tersebut, U.S. Office of
Education menekankan bahwa anak berbakat memerlukan pelayanan dan
program pendidikan khusus dengan potensi, minat dan kemampuan agar dapat merealisasikan
sumbangan mereka terhadap masyarakat dan untuk pengembangan dirr sendiri.Jadi,
bakat adalah seberapa baik seseorang memiliki kemampuan pada bidang pegetahuan
atau keterampilan khusus dengan berlatih.
Selain
itu terdapat alat
yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau
aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada
bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang
pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari
Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record
Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest
Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational
Interest Survey.
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena
kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun
demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan
bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai
hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang
diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah
memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi
skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada
skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih
tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat
kreativitas.
Para
ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P.
Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang
bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban
berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi atau bakat hanya
dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan
informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional
yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau
kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai
oleh ilmu pengetahuan.
Sumber:
http://pemulihanjiwa.com/perbedaan-antara-inteligensi-bakat-dan-kreativitas.html
http://mettaadnyana.blogspot.com/2014/06/makalah-bakat-dan-kreativitas.html
No comments:
Post a Comment