Menurut Carl
I. Hovland, komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang (verbal maupun
non-verbal) untuk mengubah tingkah laku.
Sedangkan
komunikasi menurut Theodorson dan Theodorson adalah penyebaran informasi,
ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
Selanjutnya,
komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana
mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada
bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah salah satu proses sosial
dimana individu memberikan informasi yang berupa emosi, sikap, dan ide-ide
kepada individu lain biasaanta dengan lambang-lambang baik verbal maupun
non-verbal.
B. Dimensi- dimensi Komunikasi
Komunikasi
sebagai proses sosial tentu saja terdiri
dari berbagai macam dimensi diantaranya:
1. Isi
Dimensi isi
mengacu kepada apa yang ada dalam komunikas tersebut dan apa yang di sampaikan,
dengan kata lain dimensi isi merupakan isi dari komunikasi tersebut yang ingin
di sampaikan oleh komunikator. Tanpa adanya dimensi ini komunikasi tentu tidak
dapat berjalan karena tidak ada hal yang ingin di komunikasikan.
2. Kebisingan:
Dimensi
kebisingan didefinisikan sebagai tinggi rendahnya dan keras pelannya suara yang
diakibatkan oleh terjadinya komunikasi. Singkatnya, dimensi kebisingan adalah
gaduhnya suara yang dikarenakan oleh berjalannya komunikasi.
3. Jaringan:
Dimensi jaringan
didefinisikan sebagai seberapa luas komunikasi yang terjadi dan berapa orang
yang dijangkau dalam komunikasi tersebut diantaranya adalah pada komunikasi
yang bergantung pada sinyal.
4. Arah:
Dimensi arah
menggambarkan bagaimana arah dan jumlah orang yang terlibat dalam sebuah
komunikasi. Sebagai contoh komunikasi dua arah adalah komunikasi yang
melibatkan interaksi dua orang yang saling menjawab dan bertukar informasi.
C. Peran psikologi manajemen dalam suatu organisasi
Selanjutnya, akan
dibahas mengenai peran psikologi manajemen dalam suatu organisasi.
Psikologi
manajemen sendiri merupakan cabang ilmu yang mempelajari mengenai penerapan
ilmu mengenai perilaku manusia yang diterapkan dalam rangka melancarkan
pengaturan, perencanaan, penggolongan, dan pengontrolan suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Dengan begitu ilmu
perilaku manusia tersebut sejatinya diterapkan kepada sumber daya manusia yang
melakukan kegiatan organisasi tersebut sehingga kegiatan tersebut
menjadi lebih lancar. Lalu, apakah peran psikologi manajemen dalam suatu
organisasi?
Dilihat dari
pengertiannya saja, tentu dapat tergambar bahwa peran psikologi manajemen pada
suatu organisasi sangat besar. Karena organisasi pada umumnya diperuntukkan dan dikendalikan oleh manusia, maka sangat
penting mempelajari perilaku manusia itu sendiri. Misalnya saja organisasi yang bergerak di bidang produksi dan konsumsi, dalam hal marketing, psikologi manajemen sangat membantu dalam mengajarkan mengenai macam-macam
tipe konsumen dan kebutuhan-kebutuhannya. Tipe konsumen yang berbeda tentu
memiliki kebutuhan yang berbeda. Selain itu, dalam hal sales, psikologi manajemen mengajarkan macam-macam cara komunikasi
yang dapat menarik konsumen untuk membeli suatu barang. Itu hanya contoh
kecilnya, selain itu psikologi manajemen berperan dalam hal promosi, perekrutan,
penseleksian, produksi, pelatihan dll.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa psikologi manajemen memiliki peran yang besar dalam suatu
organisasi. Ilmu psikologi manajemen memperlancar kerja setiap sistem dan
bagian organisasi sehingga tujuan organisasi lebih mudah untuk di capai.
Sumber:
Effendy,O.
(1994). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Suprapto, T. (2009). Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Jakarta:
PT. Buku Kita
Turner, L, Richard, W. (2008). Pengantar teori komunikasi: analisis dan teori edisi 3. Jakarta:
Salemba Humanika
No comments:
Post a Comment