A.
Definisi Kepemimpinan
Menurut Harold Knootz dan Cyrill O’
Donnelle (1976) kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan mereka dengan semangat keyakinan
Selanjutnya, menurut Paul Hershey dan
Kenneth H. Blanchard (1982) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu.
Selain itu, menurut Gary Yukl
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju
tentang apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan
secara efektif, dan proses memfasilitasi
usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi individu dalam suatu organisasi atau
kelompok untuk memahami dan menyelesaikan tugas secara efektif demi mencapai
tujuan bersama.
B.
Tipe-tipe kepemimpinan
1.
Tipe
Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki
kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
2.
Tipe
Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan.
b.
Mereka
bersikap terlalu melindungi.
c.
Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan sendiri.
d.
Mereka
hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
e.
Mereka
memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau
bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri
f.
Selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe
kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi
yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3.
Tipe
Kepemimpinan Militeristik
Tipe
kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun
sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
a.
Lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana
b.
Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan
c.
Sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang
berlebihan
d.
Menuntut
adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya
e.
Tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya
f.
Komunikasi
hanya berlangsung searah.
4.
Tipe
Kepemimpinan Otokratis (Authoritative, Dominator)
a.
Mendasarkan
diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi
b.
Pemimpinnya
selalu berperan sebagai pemain tunggal
c.
Berambisi
untuk merajai situasi
d.
Setiap
perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
e.
Bawahan
tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang
akan dilakukan
f.
Semua
pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi
g.
Adanya
sikap eksklusivisme
h.
Selalu
ingin berkuasa secara absolut
i. Sikap
dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku
j.
Pemimpin
ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5.
Tipe
Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis
pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan
teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang
kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi
yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6.
Tipe
Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar
negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme.
7.
Tipe
Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya
terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu
teknologi, indutri,
manajemen modern dan perkembangan sosial
ditengah masyarakat.
8.
Tipe
Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi
pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
C.
Syarat- syarat kepemimpinan
1.
James A. Lee mengemukakan syarat
syarat pemimpin, sebagai berikut :
a.
Kapasitas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan
berbicara (verbal facility), keaslian, kemampuan menilai.
b.
Prestasi (achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu
pengetahuan, perolehan dalam olah raga dan atletik dan lain-lain.
c.
Tanggung jawab : Mandiri, berinisiatif, tekun,
ulet, percara diri, agresif dan punya hasrat untuk unggul.
d.
Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas
tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan
diri, punya rasa humor.
e. Status :
Meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.
2.
Syarat syarat Pemimpin yang harus dimiliki
menurut Earl Nigtingale dan Whitt Schult, yaitu :
a.
Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri
(individu-alism).
b.
Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada
manusia dan benda-benda (Curious).
c.
Multi-terampil
atau memiliki kepandaian beraneka ragam.
d.
Memiliki
rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.
e.
Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang
sempurna.
f. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi.
g. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti.
h.
Waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih,
ulet realistis.
i.
Komunikatif, serta pandai berbicara atau
berpidato.
j.
Berjiwa wiraswasta.
k.
Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka
menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko.
l. Tajam firasatnya, tajam dan adil
pertimbangannya.
m.
Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu
pengetahuan
n.
Memiliki motivasi tinggi dan menyadari target
atau tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.
o.
Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi dan daya
inovasi.
Sumber:
Mulyana, D. (2005). Komunikasi efektif : suatu pendekatan lintas
budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soekarso & Putong, I. (2015) .Kepemimpinan
kajian teoritis dan praktis. Buku&Artikel karya Iskandar Putong