Thursday, April 14, 2016

ERICH FROMM






Konsep kepribadian menurut Fromm

                Asumsi dasar Fromm mengenai kepribadian individu adalah bahwa kepribadian individu hanya dapat dimengerti dengan cara memahami sejarah manusia. Hasil dari pemahaman sejarah manusia ini Fromm menemukan bahwa manusia, tidak seperti hewan, telah tercerai berai dari alamnya karena tidak memiliki insting kuat untuk beradaptasi dengan dunia luar. Sebagai gantinya, manusia memperoleh kemampuan bernalar- yang selanjutnya disebut Fromm sebagai dilema manusia. Hal ini diartikan bahwa kemampuan bernalar manusia merupaka anugerah dan juga kutukan, hal ini memaksa manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar yang selanjutya di sebut sebagai “dikotomi eksistensial”. Dikotomi dikotomi tersebut meliputi: 1. Asumsi mengenai hidup dan mati, 2. Manusia mampu membentuk konsep dan tujuan realisasi diri utuh tapi menyadari bahwa hidup terlalu singkat untuk mencapai tujuan tersebut, 3. Manusia pada akhirnya sendiri namun tidak dapat menerima pengucilan atau isolasi.

                Dengan adanya dilema-dilema tersebut, timbullah kebutuhan manusia yag tumbuh dari usaha untuk menemukan jawaban atas keberadaan mereka. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi:

1.       Keterhubungan: Tiga cara dasar manusia untuk terhubung adalah dengan 1. Kepasrahan, 2. Kekuasaan, 3. Cinta. Namun, cara yang paling produktif untuk mencapai keterhubungan adalah dengan cinta. Empat komponen cinta menurut Fromm adalah: perhatian, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan.
2.       Keunggulan: Merupakan dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan menuju alam yang penuh makna dan kebebasan. Dapat dicapai melalui pendekatan produktif yaitu melalui hal-hal kreatif atau pendekatan non produktif yaitu melalui hal-hal destruktif.
3.       Keberakaran: Kebutuhan untuk berakar dan pulang kembali ke dunia. Dapat dicapai dengan pendekatan produktif dan non produktif. Contoh pendekatan produktif adalah ketika berhenti disapih dan non produktif ketika terjadi fiksasi pada perkembangan.
4.       Kepekaan akan identitas: Kemampuan untuk menyadari diri sendiri sebagai wujud terpisah. Dengan cara produktif dapat dicapai dengan penyesuain diri dalam kelompok. Dengen cara non produktif dapat di capai dengan individualitas.
5.       Kerangka orientasi: Peta jalan atau orientasi untuk mencari jalannya dalam dunia. Dengan kata lain menentukan tujuan hidupnya. Dengan cara produktif dapat dicapai dengan menentukan tujuan rasional sedangkan dengan cara non produktif dengan cara menentukan tujuan irasional.

Cara –cara kita dalam meraih berbagai macam kebutuhan diatas tersebut yang kemudian dapat membentuk karakter dan selanjutnya mencerminkan kepribadian kita. Cara-cara tersebut disebu sebagai orientasi karakter.

Orientasi karakter dibagai menjadi orientasi produktif dan non produktif:

1.       Orientasi Produktif: Meliputi dimensi bekerja, mencintai, dan bernalar.
2.       Orientasi non produktif: Meraih sesuatu melalui 4 cara yaitu: Reseptif, Eksploitatif, Menimbun, dan Memasarkan.

Kepribadian yang sehat menurut Fromm

                Berdasarkan penjelasan diatas, orang yang berkepribadian sehat menurut Fromm tentu saja orang yang meraih segala sesuatu dengan berorientasi produktif. Menjadi produktif berarti menggunakan semua tenaga dan potensinya. Fromm mengartikan kata itu lebih jauh dan luas, yaitu berarti sebagai berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami. Orang-orang yang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, denngan menjadi semua kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua kapasitas mereka.

                Salah satu dimensi dari orientasi yang produktif adalah Cinta yang produktif. Digambarkan sebagai suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat di mana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Cinta yang produktif menyangkut empat komponen- perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan. Mencintai orang lain berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka.

                Pemikiran yag produktif tidak dapat dipisahkan dari kerja yang produktif. Meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Fromm percaya bahwa seluruh penemuan dan wawasan hebat melibatkan pikiran objektif, di mana pemikir didorong oleh ketelitian, respek, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah. Manusia yang sehat melihat orang secara objektif apa adanya, bukan sebagai orang yang mereka ingin jadikan.

                Fromm percaya bahwa kepribadian yang sehat juga  bergantung pada kombinasi dari kelima orientasi non produktif yang ada. Bertahannya mereka sebagai individu yang sehat bergantung kepada kemampuan mereka untuk menerima sesuatu dari orang lain, mengambil saat sesuai, memelihara suatu hal, menukar suatu hal, dan untuk bekerja, mencintai, dan berpikir secara produktif.

Perkembangan Kesehatan Mental Menurut Fromm

Berdasarkan penjelasan mengenai kepribadian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal menurut Fromm yang turut mempengaruhi perkembangan kesehatan mental.

 Mereka yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat menentukan penggunaan komponen orientasi non produktif yang berbeda beda pada setiap kesempatan, karena pada dasarnya ke lima orientasi tersebut pasti ada dalam diri kita. Namun, perbedaan orang yang sehat secara mental dan tidak sehat adalah orang yang mentalnya tidak sehat cenderung menggunakan satu cara terus menerus untuk meraih kebutuhannya tanpa menyesuaikan dengan situasi yang ada. Dengan kata lain komponen-komponen yang disebut sebagai orientasi non produktif ini dapat dirubah menjadi produktif. 

Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah orang yang sehat secara mental harus mampu mencintai, bekerja, dan bernalar secara produktif. Sebagai tambahan, orang yang sehat secara mental memiliki kecintaan kepada hidup, atau biofilia.Mereka memikirkan pertumbuhan dan perkembangan diri mereka dan juga orang lain. Individu dengan biofilia ingin memengaruhi manusia lain melalui cinta , alasan, dan teladan-tidak dengan pemaksaan.


Begitu pentingnya cinta, nalar, dan bekerja secara produktif hingga Fromm menggambarkan orang yang tidak sehat mentalnya ditandai dengan masalah dalam tiga area, khususnya kegagalan untuk mencintai secara produktif. Fromm menyatakan bahwa orang-orang yang terganggu secara psikologis tidak mampu mencintai dan gagal mencapai kesatuan dengan yang lainnya. 


SUMBER:

Feist, Jess, & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian (buku 2) (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika 

Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius

Basuki,Heru. 2008. Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

No comments:

Post a Comment