ERICH FROMM
Konsep kepribadian
menurut Fromm
Asumsi dasar Fromm mengenai
kepribadian individu adalah bahwa kepribadian individu hanya dapat dimengerti
dengan cara memahami sejarah manusia. Hasil dari pemahaman sejarah manusia ini
Fromm menemukan bahwa manusia, tidak seperti hewan, telah tercerai berai dari
alamnya karena tidak memiliki insting kuat untuk beradaptasi dengan dunia luar.
Sebagai gantinya, manusia memperoleh kemampuan bernalar- yang selanjutnya
disebut Fromm sebagai dilema manusia. Hal ini diartikan bahwa kemampuan
bernalar manusia merupaka anugerah dan juga kutukan, hal ini memaksa manusia
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar yang selanjutya di sebut sebagai
“dikotomi eksistensial”. Dikotomi dikotomi tersebut meliputi: 1. Asumsi mengenai
hidup dan mati, 2. Manusia mampu membentuk konsep dan tujuan realisasi diri
utuh tapi menyadari bahwa hidup terlalu singkat untuk mencapai tujuan tersebut,
3. Manusia pada akhirnya sendiri namun tidak dapat menerima pengucilan atau
isolasi.
Dengan adanya dilema-dilema
tersebut, timbullah kebutuhan manusia yag tumbuh dari usaha untuk menemukan
jawaban atas keberadaan mereka. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi:
1.
Keterhubungan: Tiga cara dasar manusia untuk
terhubung adalah dengan 1. Kepasrahan, 2. Kekuasaan, 3. Cinta. Namun, cara yang
paling produktif untuk mencapai keterhubungan adalah dengan cinta. Empat
komponen cinta menurut Fromm adalah: perhatian, tanggung jawab, rasa hormat,
dan pengetahuan.
2. Keunggulan:
Merupakan dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan menuju alam yang
penuh makna dan kebebasan. Dapat dicapai melalui pendekatan produktif yaitu
melalui hal-hal kreatif atau pendekatan non produktif yaitu melalui hal-hal
destruktif.
3. Keberakaran:
Kebutuhan untuk berakar dan pulang kembali ke dunia. Dapat dicapai dengan
pendekatan produktif dan non produktif. Contoh pendekatan produktif adalah
ketika berhenti disapih dan non produktif ketika terjadi fiksasi pada
perkembangan.
4. Kepekaan
akan identitas: Kemampuan untuk menyadari diri sendiri sebagai wujud terpisah.
Dengan cara produktif dapat dicapai dengan penyesuain diri dalam kelompok.
Dengen cara non produktif dapat di capai dengan individualitas.
5. Kerangka
orientasi: Peta jalan atau orientasi untuk mencari jalannya dalam dunia. Dengan
kata lain menentukan tujuan hidupnya. Dengan cara produktif dapat dicapai
dengan menentukan tujuan rasional sedangkan dengan cara non produktif dengan
cara menentukan tujuan irasional.
Cara –cara
kita dalam meraih berbagai macam kebutuhan diatas tersebut yang kemudian dapat
membentuk karakter dan selanjutnya mencerminkan kepribadian kita. Cara-cara
tersebut disebu sebagai orientasi karakter.
Orientasi
karakter dibagai menjadi orientasi produktif dan non produktif:
1. Orientasi
Produktif: Meliputi dimensi bekerja, mencintai, dan bernalar.
2.
Orientasi non produktif: Meraih sesuatu melalui
4 cara yaitu: Reseptif, Eksploitatif, Menimbun, dan Memasarkan.
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Berdasarkan penjelasan diatas, orang yang
berkepribadian sehat menurut Fromm tentu saja orang yang meraih segala sesuatu
dengan berorientasi produktif. Menjadi produktif berarti menggunakan semua
tenaga dan potensinya. Fromm mengartikan kata itu lebih jauh dan luas, yaitu
berarti sebagai berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai,
keterbukaan, dan mengalami. Orang-orang yang sehat menciptakan diri mereka
dengan melahirkan semua potensi mereka, denngan menjadi semua kesanggupan
mereka, dengan memenuhi semua kapasitas mereka.
Salah satu dimensi dari orientasi yang produktif
adalah Cinta yang produktif.
Digambarkan sebagai suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat di mana
partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Cinta yang
produktif menyangkut empat komponen- perhatian, tanggung jawab, respek, dan
pengetahuan. Mencintai orang lain berarti sungguh-sungguh memperhatikan
kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Juga
orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek dan menerima individualitas
mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati
mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka.
Pemikiran yag produktif tidak dapat dipisahkan dari
kerja yang produktif. Meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Fromm percaya bahwa seluruh penemuan dan wawasan hebat melibatkan pikiran
objektif, di mana pemikir didorong oleh ketelitian, respek, dan perhatian untuk
menilai secara objektif seluruh masalah. Manusia yang sehat melihat orang
secara objektif apa adanya, bukan sebagai orang yang mereka ingin jadikan.
Fromm percaya bahwa kepribadian yang sehat juga bergantung pada kombinasi dari kelima
orientasi non produktif yang ada. Bertahannya mereka sebagai individu yang
sehat bergantung kepada kemampuan mereka untuk menerima sesuatu dari orang lain,
mengambil saat sesuai, memelihara suatu hal, menukar suatu hal, dan untuk
bekerja, mencintai, dan berpikir secara produktif.
Perkembangan Kesehatan Mental Menurut Fromm
Berdasarkan
penjelasan mengenai kepribadian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal menurut
Fromm yang turut mempengaruhi perkembangan kesehatan mental.
Mereka yang memiliki kesehatan mental yang
baik dapat menentukan penggunaan komponen orientasi non produktif yang berbeda
beda pada setiap kesempatan, karena pada dasarnya ke lima orientasi tersebut
pasti ada dalam diri kita. Namun, perbedaan orang yang sehat secara mental dan
tidak sehat adalah orang yang mentalnya tidak sehat cenderung menggunakan satu
cara terus menerus untuk meraih kebutuhannya tanpa menyesuaikan dengan situasi
yang ada. Dengan kata lain komponen-komponen yang disebut sebagai orientasi non
produktif ini dapat dirubah menjadi produktif.
Selain itu
yang tak kalah pentingnya adalah orang yang sehat secara mental harus mampu
mencintai, bekerja, dan bernalar secara produktif. Sebagai tambahan, orang yang
sehat secara mental memiliki kecintaan kepada hidup, atau biofilia.Mereka memikirkan pertumbuhan dan perkembangan diri mereka
dan juga orang lain. Individu dengan biofilia ingin memengaruhi manusia lain
melalui cinta , alasan, dan teladan-tidak dengan pemaksaan.
Begitu
pentingnya cinta, nalar, dan bekerja secara produktif hingga Fromm
menggambarkan orang yang tidak sehat mentalnya ditandai dengan masalah dalam
tiga area, khususnya kegagalan untuk mencintai secara produktif. Fromm
menyatakan bahwa orang-orang yang terganggu secara psikologis tidak mampu
mencintai dan gagal mencapai kesatuan dengan yang lainnya.
SUMBER:
Feist, Jess, & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian
(buku 2) (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan : Model-model
Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
Basuki,Heru. 2008. Psikologi umum. Jakarta :
Universitas Gunadarma.
No comments:
Post a Comment