KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT ALLPORT
Dalam mendefinisikan istilah, hanya sedikit psikolog yang
melakukannya dengan cermat dan secara komprehensif seperti yang dilakukan
Allport. Melalui analisis yang cermat tersebut Allport telah mengeluarkan 49
definisi kepribadian, hingga pada tahun 1937, ia kemudian menawarkan definisi
yang ke -50 yaitu, “organisasi dinamis
dari sistem psikofisik individu yang menentukan caranya yang khas untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.”. Pada tahun 1961, Allport mengubah frasa
terakhirnya menjadi “yang menentukan
karakteristik perilaku dan pikirannya” karena ia menyadari bahwa frasa “penyesuaian dengan lingkungannya” hanya
berarti manusia hanya sekedar beradaptasi dengan lingkungannya. Allport memilih
setiap frasa dengan sangat hati-hati, istilah “organisasi yang dinamis” mengimplikasikan integrasi dari beragam
aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan
terpola. Akan tetapi, organisasi ini selalu dapat berubah, sehingga digunakan “dinamis”. Sedangkan istilah “psikofisik” digunakan untuk menunjukkan
pentingnya aspek psikologis maupun kepribadian dalam kepribadian. Melalui kata
“karakteristik” Allport ingin
mengimplikasikan ke khas an kepribadian manusia. Sedangkan kata “perilaku dan pikiran” merujuk pada apapun hal yang dilakukan oleh orang
tersebut. Singkatnya, definisi Allport mengenai kepribadian memberikan gagasan
bahwa manusia adalah produk dan proses; manusia mempunyai struktur yang
terorganisasi, sementara pada waktu yang bersamaan, mereka memproses kemampuan
untuk berubah. Kesimpulannya, kepribadian mencakup sistem fisik dan psikologis;
meliputi perilaku yang terlihat dan perilaku yang tidak terlihat; serta tidak hanya
merupakan sesuatu tapi juga melakukan sesuatu.
Dengan begitu, dapat dilihat bahwa pandangan- pandangan
Allport berbeda dengan Freud. Kodrat manusia yang diutarakan oleh Allport
adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung- nyanjung. Allport tidak percaya
bahwa pribadi yang normal dan sehat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang
tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh
konflik-konflik tak sadar yang jauh berada di alam bawah sadar. Namun, Allport
mengakui bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar tersebut mempengaruhi tingkah laku
orang-orang neurotis. Sedangkan orang-orang yang sehat dibimbing oleh
intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan.
KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Allport berdasarkan analisisnya yang panjang telah menyusun
kriteria kepribadian yang matang. Namun sebelum itu, kita harus tau apa itu
‘diri’ yang sehat sebelum kita berbicara mengenai kepribadian yang sehat.
Karena banyaknya kekaburan mengenai konsep diri di ranah psikologi, Allport
mengambil istilah “propium” untuk
mengganti kata “diri”. Kata propium ini dapat didefinisikan dengan
memikirkan bentuk sifat “propiate”
dalam kata “appropriate”. Karena propium adalah kata ganti dari diri maka tentu saja ada yang disebut
dengan perkembangan propium menurut
Allpport yang nantinya akan berpengaruh dalam diri seseorang apakah mampu untuk
mengembangkan kepribadian yang matang.
Berikut merupakan tahapan perkembangan propium:
1. Diri
“Jasmaniah”: Terjadi pada usia 15 bulan, bayi mulai bisa mengembangkan
perbedaan yang kabur antara “dalam diri saya” dan “luar diri saya”
2. Kesadaran
akan “saya jasmaniah”: Bayi mulai membedakan antara jari-jarinya dan benda yang
dipegang dalam jari-jarinya
3. Identitas-diri:
Anak mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus sebagai orang yang
terpisah.
4. Harga-diri:
Timbul perasaan bangga pada anak di usia 2 tahun akan hasil belajar dan
karyanya sendiri.
5. Perluasan
diri: Anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam
lingkungannya dan fakta beberapa diantaranya merupakan miliknya.
6. Gambaran
diri: Hal ini menunjukkan anak telah dapat melihat dirinya dan mengungkapkan
pendapat tentang dirinya.
7. Diri
sebagai pelaku rasional: Anak belajar bawa ia dapat memecahkan masalah-masalah
logika dan rasional
8. Perjuangan
propium: Tahap ini dimulai saat
remaja disaat sibuk-sibuknya mencari identitas diri. Segi yang sangat penting
dari pencarian identitas adalah definisi tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini
adalah untuk pertama kalinya orang memperhatikan masa depan, tujuan-tujuan, dan
impian-impian jangka panjang.
Suatu kegagalan atau kekecewaan hebat di salah satu tingkat
perkembangan propium akan
mempengaruhi tingkatan berikutnya. Selanjutnya, bila perkembangan berjalan
lancar, intensi-intensi, aspirasi-aspirasi, dan harapan-harapan orang itu di
masa remaja dan seterusnya mendorong ke arah kepribadian yang matang. Berikut
merupakan criteria kepribadian yang matang menurut Allport:
1. Perluasan
perasaan diri: Pribadi yang matang mencari informasi dan menidentifikasikan
diri dengan dunia luar. Mereka tidak terpusat dengan dunia sendiri dan mampu
terlibat dengan urusan yang tidak terpusat pada diri mereka. Singkatnya, mereka
memiliki minat tinggi terhadap kehidupan sosial.
2. Hubungan
yang hangat dengan orang lain: Manusia yang sehat secara psikologis
memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, serta menyadari bahwa kebutuhan,
keinginan, dan harapan orang lain merupakan hal yang tidak sepenuhnya asing
dengan milik mereka sendiri. Mereka memiliki kapasitas untuk mencintai orang
lain dalam cara-cara yang intim dan sewajarnya serta rasa simpatik dengan orang
lain. Sikap seksual orang yang sehat tidak memaksa orang lain untuk pemuasan
diri mereka.
3. Keamanan
emosional dan penerimaan diri: Pribadi yang matang dapat menerima dirinya
sendiri dan memiliki apa yang disebut Allport keseimbangan emosional. Mereka
tidak berkutat dan frustasi dan hal-hal kecil, dan menganggap ketidaknyamanan
sebagai bagian dari hidup.
4. Insight
dan Humor: Pribadi yang matang tidak mempunyai kebutuhan untuk emngatribusikan
kesalahannya pada orang lain. Selera humor mereka tidak kasar dan tidak
menyangku seksualitas. Allport yakin bahwa insight dan humor sangat
berhubungan, serta mungkin merupakan aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu
pemahaman diri sendiri. Pribadi yang sehat lebih objektif dalam melihat diri
sendiri dan tidak perlu menggunakan topeng dalam kehidupannya.
5.
Filosofi Kehidupan yang integral: Manusia yang
sehat memiliki tujuan hidup yang jelas. Orang yang memiliki tujuan hidup
sebagai batu sendi kehidupan mereka akan memberikan kontinuitas pada
kepribadian mereka. Memiliki nilai-nilai dan tujuan yang kuat membedakan orang
dengan pribadi sehat dan neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki
nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah belah dan bersifat
sementara.
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Berdasarkan
penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kesehatan
mental yang baik tentu saja merupakan orang dengan kepribadian yang sehat.
Karena, disaat kita memiliki kepribadian yang sehat, hal itu akan menentukan
perilaku dan tindakan kita yang juga mencakup keadaan mental kita. Kepribadian
yang baik dapat terjadi pada individu yang melalui perkembangan propium dengan lancar sesuai tahapannya
sehingga harapan-harapan, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi yang telah di
dapat dari perkembangan propium tersebut
dapat mendorong individu untuk mencapai kepribadian yang sehat, yang tentu saja
mencakup kondisi mental yang sehat pula. Dengan adanya tahapan perkembangan propium tersebut, Allport membuktikan
bahwa pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting untuk perkembangan
mental dan kepribadian yang sehat.
Namun demikian, Allport berasumsi bahwa hanya pada orang
neurotis terdapat hubungan yang masih bersinambung kepada masa kanak-kanak.
Sebaliknya, pada orang dengan kepribadian yang sehat lebih berfokus pada masa
sekarang dan masa depan. Hal ini juga dapat menggambarkan bagaimana kesehatan
mental terdapat pada orang yang berkepribadian sehat pula karena orang yang sehat
secara mental tentu lebih berfokus pada antisipasi, ide-ide, dan juang. Mereka
memiliki tujuan dari pada tinggal pada peristiwa-peristiwa masa lampau sehingga
tidak mampu melanjutkan hidupnya kembali.
Allport juga menekankan bahwa seseorang mencapai kesehatan
mental dan psikologis ketika ia dapat mengarahkan dirinya kepada orang lain dan
sama sekali tidak terpusat pada diri sendiri.
Mereka yag kepribadiannya sehat juga mampu bersimpati dan menjalin
hubungan hangat dengan orang lain, tidak hanya berlaku pasif dengan orang-orang
dan apa yang ada di sekelilingnya.
Dengan demikian, perkembangan mental yang sehat menurut
Allport adalah yang memenuhi perkembangan propium
dengan lancar, yang selanjutnya akan dapat menentukan tujuan hidupnya dan mampu
mengarahkan dirinya dan menjalin hubungan yang positif dengan orang-orang lain.
SUMBER:
SUMBER:
Feist, Jess, & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian
(buku 2) (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model
Kepribadian Sehat. Alih bahasa :
Yustinus. Yogya : Kanisius
Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta :
Universitas Gunadarma.
No comments:
Post a Comment