Thursday, April 14, 2016

Kesehatan Mental Menurut Allport



GORDON ALLPORT





KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT ALLPORT

Dalam mendefinisikan istilah, hanya sedikit psikolog yang melakukannya dengan cermat dan secara komprehensif seperti yang dilakukan Allport. Melalui analisis yang cermat tersebut Allport telah mengeluarkan 49 definisi kepribadian, hingga pada tahun 1937, ia kemudian menawarkan definisi yang ke -50 yaitu, “organisasi dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.”.  Pada tahun 1961, Allport mengubah frasa terakhirnya menjadi “yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya” karena ia menyadari bahwa frasa “penyesuaian dengan lingkungannya” hanya berarti manusia hanya sekedar beradaptasi dengan lingkungannya. Allport memilih setiap frasa dengan sangat hati-hati, istilah “organisasi yang dinamis” mengimplikasikan integrasi dari beragam aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola. Akan tetapi, organisasi ini selalu dapat berubah, sehingga digunakan “dinamis”. Sedangkan istilah “psikofisik” digunakan untuk menunjukkan pentingnya aspek psikologis maupun kepribadian dalam kepribadian. Melalui kata “karakteristik” Allport ingin mengimplikasikan ke khas an kepribadian manusia. Sedangkan kata “perilaku dan pikiran” merujuk pada apapun hal yang dilakukan oleh orang tersebut. Singkatnya, definisi Allport mengenai kepribadian memberikan gagasan bahwa manusia adalah produk dan proses; manusia mempunyai struktur yang terorganisasi, sementara pada waktu yang bersamaan, mereka memproses kemampuan untuk berubah. Kesimpulannya, kepribadian mencakup sistem fisik dan psikologis; meliputi perilaku yang terlihat dan perilaku yang tidak terlihat; serta tidak hanya merupakan sesuatu tapi juga melakukan sesuatu. 

Dengan begitu, dapat dilihat bahwa pandangan- pandangan Allport berbeda dengan Freud. Kodrat manusia yang diutarakan oleh Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung- nyanjung. Allport tidak percaya bahwa pribadi yang normal dan sehat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar yang jauh berada di alam bawah sadar. Namun, Allport mengakui bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar tersebut mempengaruhi tingkah laku orang-orang neurotis. Sedangkan orang-orang yang sehat dibimbing oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan.

KEPRIBADIAN YANG SEHAT


Allport berdasarkan analisisnya yang panjang telah menyusun kriteria kepribadian yang matang. Namun sebelum itu, kita harus tau apa itu ‘diri’ yang sehat sebelum kita berbicara mengenai kepribadian yang sehat. Karena banyaknya kekaburan mengenai konsep diri di ranah psikologi, Allport mengambil istilah “propium” untuk mengganti kata “diri”. Kata propium ini dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propiate” dalam kata “appropriate”. Karena propium adalah kata ganti dari diri maka tentu saja ada yang disebut dengan perkembangan propium menurut Allpport yang nantinya akan berpengaruh dalam diri seseorang apakah mampu untuk mengembangkan kepribadian yang matang.

Berikut merupakan tahapan perkembangan propium:
1.       Diri “Jasmaniah”: Terjadi pada usia 15 bulan, bayi mulai bisa mengembangkan perbedaan yang kabur antara “dalam diri saya” dan “luar diri saya”
2.       Kesadaran akan “saya jasmaniah”: Bayi mulai membedakan antara jari-jarinya dan benda yang dipegang dalam jari-jarinya
3.       Identitas-diri: Anak mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus sebagai orang yang terpisah.
4.       Harga-diri: Timbul perasaan bangga pada anak di usia 2 tahun akan hasil belajar dan karyanya sendiri.
5.       Perluasan diri: Anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta beberapa diantaranya merupakan miliknya.
6.       Gambaran diri: Hal ini menunjukkan anak telah dapat melihat dirinya dan mengungkapkan pendapat tentang dirinya.
7.       Diri sebagai pelaku rasional: Anak belajar bawa ia dapat memecahkan masalah-masalah logika dan rasional
8.       Perjuangan propium: Tahap ini dimulai saat remaja disaat sibuk-sibuknya mencari identitas diri. Segi yang sangat penting dari pencarian identitas adalah definisi tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini adalah untuk pertama kalinya orang memperhatikan masa depan, tujuan-tujuan, dan impian-impian jangka panjang.

Suatu kegagalan atau kekecewaan hebat di salah satu tingkat perkembangan propium akan mempengaruhi tingkatan berikutnya.  Selanjutnya, bila perkembangan berjalan lancar, intensi-intensi, aspirasi-aspirasi, dan harapan-harapan orang itu di masa remaja dan seterusnya mendorong ke arah kepribadian yang matang. Berikut merupakan criteria kepribadian yang matang menurut Allport:
 
1.       Perluasan perasaan diri: Pribadi yang matang mencari informasi dan menidentifikasikan diri dengan dunia luar. Mereka tidak terpusat dengan dunia sendiri dan mampu terlibat dengan urusan yang tidak terpusat pada diri mereka. Singkatnya, mereka memiliki minat tinggi terhadap kehidupan sosial.
2.       Hubungan yang hangat dengan orang lain: Manusia yang sehat secara psikologis memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, serta menyadari bahwa kebutuhan, keinginan, dan harapan orang lain merupakan hal yang tidak sepenuhnya asing dengan milik mereka sendiri. Mereka memiliki kapasitas untuk mencintai orang lain dalam cara-cara yang intim dan sewajarnya serta rasa simpatik dengan orang lain. Sikap seksual orang yang sehat tidak memaksa orang lain untuk pemuasan diri mereka.
3.       Keamanan emosional dan penerimaan diri: Pribadi yang matang dapat menerima dirinya sendiri dan memiliki apa yang disebut Allport keseimbangan emosional. Mereka tidak berkutat dan frustasi dan hal-hal kecil, dan menganggap ketidaknyamanan sebagai bagian dari hidup.
4.       Insight dan Humor: Pribadi yang matang tidak mempunyai kebutuhan untuk emngatribusikan kesalahannya pada orang lain. Selera humor mereka tidak kasar dan tidak menyangku seksualitas. Allport yakin bahwa insight dan humor sangat berhubungan, serta mungkin merupakan aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu pemahaman diri sendiri. Pribadi yang sehat lebih objektif dalam melihat diri sendiri dan tidak perlu menggunakan topeng dalam kehidupannya.
5.       Filosofi Kehidupan yang integral: Manusia yang sehat memiliki tujuan hidup yang jelas. Orang yang memiliki tujuan hidup sebagai batu sendi kehidupan mereka akan memberikan kontinuitas pada kepribadian mereka. Memiliki nilai-nilai dan tujuan yang kuat membedakan orang dengan pribadi sehat dan neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah belah dan bersifat sementara.

PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL


                Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kesehatan mental yang baik tentu saja merupakan orang dengan kepribadian yang sehat. Karena, disaat kita memiliki kepribadian yang sehat, hal itu akan menentukan perilaku dan tindakan kita yang juga mencakup keadaan mental kita. Kepribadian yang baik dapat terjadi pada individu yang melalui perkembangan propium dengan lancar sesuai tahapannya sehingga harapan-harapan, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi yang telah di dapat dari perkembangan propium tersebut dapat mendorong individu untuk mencapai kepribadian yang sehat, yang tentu saja mencakup kondisi mental yang sehat pula. Dengan adanya tahapan perkembangan propium tersebut, Allport membuktikan bahwa pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting untuk perkembangan mental dan kepribadian yang sehat. 

Namun demikian, Allport berasumsi bahwa hanya pada orang neurotis terdapat hubungan yang masih bersinambung kepada masa kanak-kanak. Sebaliknya, pada orang dengan kepribadian yang sehat lebih berfokus pada masa sekarang dan masa depan. Hal ini juga dapat menggambarkan bagaimana kesehatan mental terdapat pada orang yang berkepribadian sehat pula karena orang yang sehat secara mental tentu lebih berfokus pada antisipasi, ide-ide, dan juang. Mereka memiliki tujuan dari pada tinggal pada peristiwa-peristiwa masa lampau sehingga tidak mampu melanjutkan hidupnya kembali.
Allport juga menekankan bahwa seseorang mencapai kesehatan mental dan psikologis ketika ia dapat mengarahkan dirinya kepada orang lain dan sama sekali tidak terpusat pada diri sendiri.  Mereka yag kepribadiannya sehat juga mampu bersimpati dan menjalin hubungan hangat dengan orang lain, tidak hanya berlaku pasif dengan orang-orang dan apa yang ada di sekelilingnya. 


Dengan demikian, perkembangan mental yang sehat menurut Allport adalah yang memenuhi perkembangan propium dengan lancar, yang selanjutnya akan dapat menentukan tujuan hidupnya dan mampu mengarahkan dirinya dan menjalin hubungan yang positif dengan orang-orang lain.



SUMBER:

Feist, Jess, & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika 

Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa :
Yustinus. Yogya : Kanisius


Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

No comments:

Post a Comment